Rabu, 07 Desember 2011

laporan praktikum merpati

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA Classis Aves Memahami struktur dasar tubuh merpati ( Columba livia ) Senin, 21 November 2011 Nama : GENTA SURI MUDA Npm : 09321112 Prodi : Pendidikan Biologi Kelas : B Kelompok : 6 LOBORATORIUM PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan jumlah sel di dalam tubuh makhluk hidup terbagi dalam dua kelompok, yaitu makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler) dan makhluk hidup bersel banyak (multiseluler). Untuk memahami hewan bersel banyak, perlu dipelajari terutama hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Hewan vertebrata adalah hewan bertulang belakang, sedangkan hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan vertebrata terbagi atas beberapa kelas diantaranya adalah pisces, aves, reptil, amphibi, dan mamalia. Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh merpati (Columba livia). Anatomi merpati dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata. Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik. 1.2. Acara Acara dalam praktikum kali ini ada dua, yaitu : 1. Studi tentang bentuk luar tubuh merpati Columba livia (Inspectio) 2. Studi tentang topografi alat-alat Visceral merpati Columba livia (Sectio) 1.3. Tujuan Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan, yaitu : 1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Columba livia. 2. Agar dapat mengidentifikasi topografi alat – alat visceral Columba livia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves merupakan hewan vertebrata yang hidup dan habitatnya diudara dan pada daratan. Aves merupakan hewan vertebrata yang mempunyai kemampuan untuk terbang. (Jasin, 1987) Aves memiliki habitat yang beragam. Mereka dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. (Sukiya, 2001) Bulu pada aves mempunyai 3 tipe, yaitu : a) Bulu kontur (plumae), untuk terbang dan mengandung sebuah baling-baling (vane) yang tersebar dengan pola tertentu yang disebut pteril. b) Bulu kapas (plumulae), tidak ada vane, mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya, dan tersebar diseluruh tubuh. c) Filoplumae, kecil-kecil dengan batang bentuk benang berakhir dengan beberapa serabut, tumbuh di sekitar pangkal bulu kontur. Bulu-bulu itu diganti tiap tahun, sehabis musim perkawinan. Hanya ada sebuah kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar uropigeal di tungging. (Radiopoetro, 1998) Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu, sedangkan hewan yang lainnya tidak ada yang berbulu. Aves adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal. Kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang. Aves telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis aves seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting, yakni daging maupun telurnya. (Campbell, 2002) BAB III METODE PRAKTIKUM 2.1. Alat Dan Bahan a. Alat b. Bahan 1. Botol pembius 1. Merpati (Columba livia) 2. Baki bedah 2. Kapas 3. Alat bedah 3. Kloroform/Eter (pembius) 2.2. Cara Kerja a. Kegiatan Inspectio 1) Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh, dan alat-alat tubuh yang tampak dari luar. 2) Memberi keterangan lengkap bagian-bagian dari :  Caput : rostrum, nares anterior, organon visus, porus acusticus externus, cera/pial, dan sebagainya.  Cervix.  Truncus : dorsum, pectoral, abdomen, extremitas superior dan inferior, muara cloaca, uropygium, papilla glandula, uropygialis, sejumlah bulu (plumae, plumulae, filoplumae).  Cauda : dengan sejumlah bulu ekor. 3) Melengkapi pengamatan inspectio terhadap masing-masing bagian organ secara detil: struktur bulu, mata, telinga, extremitas, jari kaki, paruh, cera, dll. b. Kegiatan Sectio 1) Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebagai pembius, atau menyembelihnya dengan meggunakan pisau tajam dengan mengusahakan jangan sampai banyak alat tubuh yang rusak. Terutama di daerah cervix. 2) Mencuci merpati yang telah mati dengan air yang mengalir, agar bulu-bulu di daerah cervix, sternum, dan abdomen tidak berterbangan saat dicabuti bulunya. 3) Melakukan pembendahan di atas papan bedah/bak parafin. Kulit yang membalut leher, dada dan perut. Pada pangkal leher atau sebelah depan dada terdapat tembolok (ingluvies). Kulit disini lengket dengan dinding tembolok tersebut, karena itu pengelupasan kulit harus dilakukan hati-hati supaya tembolok tidak robek. Pembedahan mula-mula dilakukan pada otot-otot dada sebelah luar sepanjang sisi kiri kanan christa sterni bagian depan ke belakang. Melakukan dengan pisau dan jangan terlalu dalam agar tidak mengenai otot dada sebelah dalam. Pembedahan selanjutnya ke arah samping dari dada bagian depan menyusuri clavicula/furcula/tulang selangka. Sekarang musculus pectoralis mayor dapat dikuakkan ke samping. Untuk melihat rongga dada dan perut, pembedahan dilanjutkan dengan pengguntingan yang dimulai dari depan cloaca ke sisi kiri-kanan tubuh ke arah depan dengan memotong tulang-tulang rusuk sampai daerah ketiak. Kemudian daerah dada dikuakkan ke depan, selanjutnya bagian-bagian yang masih melekat dipotong hingga bagian dada ini terlepas. 4) Mengamati situs viscerum (alat dalam) Columba livia, menentukan jenis kelaminnya. Selanjutnya menggambar dan memberi keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesianya. Untuk organ yang tertutup oleh organ lain digambar dengan garis putus-putus. Mengamati topografi alat-alat dalamnya dari facies fentralis. Mengamati pula cavum orisnya, mengamati bagian-bagian maxilla (nares anterior, christa marginalis, nares posterior, plica palatine, fissure choane secundaria, ostium tubae, auditiva) dan mandibula (pharynx, aditus larynges, lingua). BAB IV HASIL PENELITIAN 3.1. Data Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan berupa gambar. 3.2. Pembahasan Klasifikasi dari kadal (Columbia livia) yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Aves Subkelas : Neormithes Ordo : Columbiformes (Columbae) Famili : Columbidae Genus : Columba Spesies : Columba livia Varietas : Domestica Hasil yang diperoleh dari pengamatan morfologi merpati (Columba livia), bahwa struktur morfologi dari merpati terdiri dari atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus. Pada pengamatan bulu, Bulu mempunyai 3 tipe, yaitu : a) Bulu kontur (plumae), untuk terbang dan mengandung sebuah baling-baling (vane) yang tersebar dengan pola tertentu yang disebut pteril. b) Bulu kapas (plumulae), tidak ada vane, mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya, dan tersebar diseluruh tubuh. c) Filoplumae, kecil-kecil dengan batang bentuk benang berakhir dengan beberapa serabut, tumbuh di sekitar pangkal bulu kontur. Bulu-bulu itu diganti tiap tahun, sehabis musim perkawinan. Hanya ada sebuah kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar uropigeal di tungging. Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi : a. Tetrices, yang menutupi tubuh b. Retrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai kemudi c. Remiges, yang terdapat pada sayap 1). Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metecarpal pada metacarpalia. 2). Remiges secundariae yang melekatnya secara cubital pada radiol ulna. d. Paraptirum, yang menutupi daerah bahu e. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari) Pada pengamatan sistem pencernaan diperoleh hasil bahwa sistem pencernaan merpati (Columba livia) yaitu Pada sistem digestivum, tractus digestivirus terdiri dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk sebagai lanjutannya adalah faring yang pendek. Kemudian oesophagus yang panjang dan pada beberapa burung terjadi perluasan yang disebut ”crop”, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan dari crop masuk dalam yang dapat dibedakan atas proventriculus dan ventriculus yang disebut ”gizard”, proventriculus menghasilkan cairan lambung, sedang ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat kerikil yang berfungsi membantu penggilingan bahan makanan. Pada beberapa Aves, memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada pengamatan sistem reproduksi merpati (Columba livia) yaitu Pada sistem reproduksinya, merpati jantan memiliki sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa defere3nsia sejajar dengan ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa species memiliki pennis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada merpati betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada. Sistem respirasi pada merpati (Columba livia) yaitu terdiri dari nostril yang terletak pada paruh, cavum nasalis, cavum oris, larynk yang tersusun atas tulang rawan, terhubung dengan cavum oris dan rima glottis. Pada bagian caudal, terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal ke caudal yang disebut pessulus. Bagian ini menyokong suatu lipatan yang berasal dari selaput lender dan lipatan ini disebut membrane semilunaris. Sistem Urogenital pada merpati (Columba livia) yaitu alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini. Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18 hari. Pada merpati jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada merpati betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi, waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar. 3.3. Tugas Diskusi A. Pertanyaan 1. Berikan alasan apa sebab merpati berada dalam susunan sistematika seperti di atas. Jelaskan masing-masing alasannya ! 2. Buatlah klarifikasi sistem-sistem organ tubuh merpati sesuai temuan organ ketika pengamatan struktur tubuhnya ! 3. Adakah perbedaannya terhadap jenis burung yang lain ? Jelaskan ! 4. Adakah persamaannya terhadap jenis burung yang lain ? Jelaskan ! B. Jawaban 1. Alasan merpati (Columba livia) dimasukkan dalam klasifikasi diatas adalah : a) Merpati dimasukkan ke dalam filum Chordata, karena merpati memiliki chorda dorsalis. b) Merpati dimasukkan ke dalam subfilum Vertebrata, karena merpati memiliki ruas tulang belakang mulai dari kepala sampai ekor dan ruas tulang belakangnya mengalami penulangan dan bersegmen-segmen. c) Merpati dimasukkan ke dalam kelas Aves, karena merpati merupakan hewan unggas dan termasuk jenis burung-burungan. d) Merpati dimasukkan ke dalam ordo Columbiformes, karena merpati memiliki sayap dan termasuk jenis burung. e) Merpati dimasukkan ke dalam famili Columbidae, karena merpati memiliki bulu. f) Merpati dimasukkan ke dalam genus Columba, karena merpati memiliki sifat aves, memiliki sayap, dan tubuhnya berbulu. 2. Klarifikasi merpati terdiri dari morfologi (inspectio) dan anatomi (sectio) yang terdiri : i. struktur morfologi dari merpati terdiri dari atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera,. ii. Sistem pencernaan merpati terdiri dari cavum oris, faring, esophagus, lambung (Ventriculus), usus halus (Intestinum tenue), pankreas, usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan kloaka. iii. System reproduksi Pada merpati jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. 3. Perbedaannya ada, merpati berbeda dalam hal nama spesies, ciri-ciri nya bulu elegan dan merupakan jenis burung domestik, serta ciri fisik lainnya. 4. Persamaannya ada, yaitu sama-sama hewan chordata dan vertebrata. Selain itu sama-sama kelas aves yang hidup dengan menggunakan sayap dan berbulu. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. struktur morfologi dari merpati terdiri dari atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera,. b. Sistem pencernaan merpati terdiri dari cavum oris, faring, esophagus, lambung (Ventriculus), usus halus (Intestinum tenue), pankreas, usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan kloaka. c. System reproduksi Pada merpati jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. DAFTAR PUSTAKA Campbell. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga Jasin. Maskoen. 1987. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Wijaya. Radiopoertro. 1998. Zoologi. Jakarta: Erlangga. Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : Biologi FMIPA UNY.

laporan praktikum katak sawah

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA Classis Amphibia Memahami struktur dasar tubuh katak sawah ( Rana cancrivora ) Senin, 31Oktober 2011 Nama : GENTA SURI MUDA Npm : 09321112 Prodi : Pendidikan Biologi Kelas : B Kelompok : 6 LOBORATORIUM PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan jumlah sel di dalam tubuh makhluk hidup terbagi dalam dua kelompok, yaitu makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler) dan makhluk hidup bersel banyak (multiseluler). Untuk memahami hewan bersel banyak, perlu dipelajari terutama hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Hewan vertebrata adalah hewan bertulang belakang, sedangkan hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan vertebrata terbagi atas beberapa kelas diantaranya adalah aves, reptil, pices, amphibi dan mamalia. Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh katak sawah (Rana cancrivora). Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata. Katak sawah (Rana cancrivora) merupakan jenis katak yang mudah didapatkan dan tidak berbahaya (tidak beracun), selain itu hewan ini mempunyai sistem pencernaan dan reproduksi yang lengkap sehingga dapat mewakili hewan vertebrata lain, termasuk manusia. Oleh karena itu, katak hiaju digunakan dalam praktikum Pengamatan Hewan. 1.2. Acara Acara dalam praktikum kali ini ada dua, yaitu : 1. Studi tentang bentuk luar tubuh katak sawah Rana cancrivora (Inspectio) 2. Studi tentang topografi alat-alat Visceral katak sawah Rana cancrivora (Sectio) 1.3. Tujuan Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan, yaitu : 1. Agar praktikan dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Rana cancrivora. 2. Agar praktikan dapat mengidentifikasi topografi alat-alat visceral Rana cancrivora. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Amphibia berasal dari kata amphi (rangkap) dan bios (kehidupan) karena amphibia merupakan hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan yaitu pada awalnya di air tawar selanjutnya di darat. Fase awal (di dalam air) sebelum alat reproduksinya terbentuk atau merupakan fase larva (disebut berudu), selanjutnya setelah tumbuh columna vertebralisnya dan digiti mulailah katak hidup di darat. Namun demikian ada juga yang selamanya hidup di air atau di darat saja sehingga ada yang menamakannya dengan Batrachia (batachos, katak). (Arie, 1999 : 10) Amfibi merupakan kelompok vertebrata pionir yang hidup di air dan hidup di darat. Salah satu contoh hewan jenis ini adalah katak. Katak tidak mempunyai leher dan ekor, pada tingkat kecebong hidup dalam air dan bernafas dengan insang, setelah dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Kelas amfibi merupakan hewan yang sering digunakan dalam bidang pendidikan untuk penilitian, karena struktur katak hampir sama dengan vertebrata tingkat tinggi lainnya. Selain amfibi katak juga termaksud hewan salamender, habitat hewan ini terbagi dua yaitu di darat dan di laut. (Jasin, 1992 : 54) Katak merupakan salah satu kelas amphibi yang memiliki panjang mulai dari 3,5 cm sampai dengan 90 cm. Amphibi merupakan vertebrata yang hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air. (Radiopoetro, 1996 : 65) Rana cancrivora (Graven horst/katak sawah) memiliki kulit berwarna hijau, bercak hitam. Kadang-kadang pada bagian punggungnya bergaris cokelat muda. Habitat ditemukan di sawah dan saluran irigasi sekitar sawah. Kemampuan beradaptasinya tinggi karena merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya selalu mengikuti suhu sekelilingnya. Ciri khas dari kodok adalah adanya gendang telinga sebelah belakang matanya pada kedua sisi kepalanya. Binatang ini berbadan agak unik yaitu pendek, bermata besar dengan tungkai belakang panjang. (Susanto, 1994 : 20). BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat Dan Bahan a. Alat b. Bahan 1. Botol pembius 1. Katak Sawah (Rana cancarivora) 2. Baki bedah 2. Kapas 3. Alat bedah 3. Kloroform/Eter (pembius) 3.2. Cara Kerja a. Kegiatan Inspectio 1) Mengamati seecara seksama preparat yang dipakai. Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh, dan alat-alat tubuh yang tampak dari luar. 2) Memberi keterangan lengkap bagian-bagian dari :  Caput : rima oris, nares anterior, organon visus, membrane tymphani, dan sebagainya.  Truncus : dorsum, ventrum/abdomen, lateral, muara cloaca/anus, extremitas anterior (brachium, antebrachium, manus, 4 digiti), extremitas posterior (femus, crus, pes/pedes, selaput renang, 5 digiti). 3) Melengkapi pengamatan inspection terhadap masing-masing bagian organ secara detail bagian-bagian dari mata, telinga, hidung, kulit, dll. b. Kegiatan Sectio 1) Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebagai pembius. 2) Mencuci katak yang telah mati dengan air yang mengalir. 3) Melakukan pembendahan di atas papan bedah/bak parafin. Melakukan pengguntingan yang dimulai dari kulit perut antara kedua lipat paha menyusur garis tengah badan ke arah depan sampai dadanya. Selanjutnya menggunting sistem muscularnya dengan arah yang sama. 4) Mengamati situs viscerum (alat dalam) Rana cancarivora, menentukan jenis kelaminnya. Selanjutnya menggambar dan memberi keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesianya. Untuk organ yang tertutup oleh organ lain digambar dengan garis putus-putus :  Caput (daerah cavum oris) : dentes maxillaries, nares posterior, palatum, pharynx, os vomer (dengan dantes), ostium tubae auditivae, rima glotidis, lubang ke saccus vocalis (hanya pada katak jantan), lingua bifida.  Truncus : cor, hepar ventriculus, intestinum, cloaca, pancreas, lien, ovarium, oviduct, uterus, atau testes, vasa efferentia, vesica seminalis, mesonephros, ductus mesonephridicus (ureter), vesica urinaria, pulmo, vesica felea. Mengamati masing-masing organ secara detail. BAB IV ISI 4.1. Data Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan berupa gambar yang tertempel di halaman bagian belakang atau sebagai lampiran. 4.2. Pembahasan Klasifikasi dari katak hijau (Rana cancrivora) yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super class : Amphibia Ordo : Anura Famili : Ranidae Genus : Rana Spesies : Rana cancrivora Hasil yang diperoleh dari pengamatan morfologi katak hijau (Rana cancrivora), bahwa struktur morfologi katak terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior : lengan atas (antebrakchium), lengan bawah (brakchium), jari (Digiti), punggung (Dorsum), Perut (Abdomen), sedangkan Ekstremitas posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes) dan selaput antar jari (Membran). Morfologi katak sawah (Rana cancrivora) tediri dari Mata (Cavum oris), Kepala (Caput), Lubang Hidung (Nares eksternal), Gendang Telinga (Membran tympani), Tungkai Depan (Ekstremitas anterior), Perut (Abdomen), Tungkai Belakang (Ekstremitas posterior) dan kloaka. Selain itu juga terdapat selaput diantara jari-jari kaki yang berfungsi membantu katak berenang di air sehingga katak dapat hidup di darat dan di air. Pada pengamatan sistem pencernaan diperoleh hasil bahwa sistem pencernaan katak hijau (Rana cancrivora) terdiri dari mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventriculus), usus halus (Intestinum tenue) yang juga terdiri dari tiga saluran yaitu usus dua belas jari (Duodenum), usus kosong (Jejunum) dan penyerapan (Ileum). Kemudian dilanjutkan pada usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan terakhir bermuara di kloaka. Saluran pencernaan pada katak hijau (Rana cancrivora) dimulai dari rongga mulut, dan pelepasan terakhir di kloaka. Setelah makanan masuk melalui mulut yang terdapat gigi pada rahang atas langit-langit yang berbentuk kerucut, dan lidah yang bercabang dua dimana fungsinya sebagai alat penangkap mangsa, lalu dengan bantuan gigi dan kelenjar air ludah kemudian makanan masuk ke kerongkongan (Esofagus) yang merupakan saluran pendek yang dilalui makanan untuk menuju ke lambung (Ventriculus), dimana lambung (Ventriculus) tersebut hanya berupa kantung yang tergantung dan dapat menjadi besar apabila terisi makanan. Setelah itu, sari-sari makanan yang telah halus diserap oleh dinding usus halus (Intestinum tenue) yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Sedangkan usus ini berakhir di kloaka yang berfungsi sebagai alat ekskresi, tetapi sebelum dikeluarkan melalui kloaka, kotoran sisa makanan ditampung di dalam rektum. Pada pengamatan sistem reproduksi katak hijau (Rana cancrivora) jantan memiliki sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis dikeluarkan melalui saluran sperma dan bersama urine keluar melalui kloaka. Kloaka merupakan suatu muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran kelamin (Reproduksi), dan pengeluaran (Ekskresi). Katak hijau (Rana cancrivora) jantan memiliki sistem reproduksi sebagai berikut: badan lemak, testis, vas aferen, uterus, kantong sperma, kantong kemih, ginjal, dan kloaka. Sedangkan sistem reproduksi pada katak hijau (Rana cancrivora) betina yaitu berupa sel telur, ovarium, uterus, ureter, ginjal, oviduk, kantong kemih dan kloaka. Ovarium pada katak betina berfungsi menghasilkan sel telur (Ovum), sel telur tersebut dikeluarkan menuju oviduk dan selanjutnya keluar melalui kloaka. Sistem reproduksi katak hijau (Rana cancrivora) betina berupa: sel telur, ovarium, ginjal, uterus, ureter, kantong kemih, oviduk, dan kloaka. Ketika melakukan reproduksi di dalam air, katak betina yang memiliki ukuran lebih besar dirangkul oleh pejantan. Selain itu diketahui bahwa katak betina memiliki sepasang ovarium yang mengeluarkan telur. Apabila telur sudah masak, katak betina menuju ke air kemudian katak jantan datang dan menaiki punggung katak betina. Selanjutnya katak betina mengeluarkan telur ke dalam air dan bersamaan dengan itu katak jantan mengeluarkan spermanya. Telur yang sudah dibuahi menyerap air sehingga membesar kemudian berkembang menjadi embrio. Embrio mendapat makanan dari kuning telur, kurang lebih seminggu setelah pembuahan embrio berkembang menjadi berudu. Selanjutnya katak berkembang terus megalami perubahan yang disebut dengan metamorfosis. 1. Struktur morfologi katak (Rana cancarivora) a. Mata, kelopak mata, dan selaput tidur b. Pada katak memiliki dua mata (sepasang), lalu bola mata dilindungi oleh dua buah kelopak mata berupa kulit yang tidak dapat digerakkan. Katak juga memiliki selaput mata yang tipis dan bening yang dapat digerakkan dari atas ke bawah yang berfungsi untuk melindungi mata ketika berada di dalam air. c. Lubang hidung luar ada sepasang dan terdapat pada dorsak moncongnya. d. Celah mulut terdapat pada bagian depan yang moncong. Dalam celah mulut terdapat gigi vomer yaitu gigi yang berbentuk gerigi yang terletak pada langit-langit pada rahang yang berfungsi untuk melumatkan mangsanya agar mudah ditelan. e. Selaput pendengar, dekat sebuah caudal mata, terdapat selaput yang sangat tipis. f. Tungkai belakang terdiri atas paha, betis, telapak bersatu, dan berselaput renang yang berfungsi untuk membantu katak melakukan pergerakan dalam air. g. Tungkai depan, terdiri dari lengan atas, lengan bawah, dan jari-jari masing empat buah. 2. Anatomi tubuh katak a. Sistem pencernaan i. Hati terdiri atas tiga lobus, berwarna merah tua. Hati berfungsi menghasilkan empedu yang berperan dalam prooses pencernaan. ii. Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu kardiak yang terdapat di bagian atas yang berdekatan dengan hati, fundus yang terdapat di bagian tengah, dan filorus yang terdapat di bagian bawah yang dekat dengan hati. iii. Pankreas. Kelenjar berwarna keputihan berbentuk lapisan lonjong terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenum dan permukaan bawah lambung. Pankreas berfungsi menghasilkan getah pankreas yang kemudian dialirkan ke duodenum. iv. Usus halus merupakan saluran pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. v. Usus besar dilapisi dengan mukosa tanpa lapisan kecuali pada bagian rectum. Usus besar berfungsi pada proses reabsorbsi air dan membentuk lendir. vi. Rektum merupakan bagian paling akhir dari usus besar yang beermuara di kloaka yang berfungsi sebagai lubang pelepasan. b. Sistem peredaran darah Alat peredaan darah katak teriri atas jantung. Jantung katak terletak di dalam rongga dada. Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 serambi (atrium kiri dan kanan) dan 1 bilik (ventrikel). Dengan demikian, bilik jantung katak tidak memiliki sekat. Terdapat dua aorta yaitu aorta kiri dan kanan. Peredaran darah katak tertutup karena beredar dalam pembuluh darah, dan ganda karena dalam satu kali beredar darah melewati jantung dua kali. Darah yang mengandung CO2 dari seluruh tubh masuk ke jantung melalui Vena cava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada saat itu darah yang mengandung O2, yang bersal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalm bilik terjadi sedikit pencampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin O2. Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) di seluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular, pada katak dikenal adanya sistem porta, yaitu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik vena saja. c. Sistem pernapasan i. Hidung dan rongga hidung, merupakan tempat pertama yang dilalui oleh udara. Rongga hidung dilengkapi dengan rambut, dan selaput lendir yang berguna menyaring udara, menghangatkan, dan melembabkannya sebelum masuk ke paru-paru. ii. Faring adalah pangkal kerongkongan yang berbatasan langsung dengan laring yang dilengkapi katup pangkal tenggorokan. iii. Trakea, terdapat pada leher bagian depan, di belakangnya terdapat kerongkongan. Trakea berbentuk pita yang dibentuk oleh cincin-cincin rawan yang permukaan dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar yang berfungsi menolak debu dan benda-benda asing lainnya dari luar dengan cara batuk atau bersin tiba-tiba. iv. Bronkus adalah percabangan dari batang tenggorokan ke kiri dan ke kanan masing-masing menuju ke paru-paru. v. Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus yang berada dalam paru-paru. vi. Alveolus mengandung kapiler darah. Disinilah oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. d. Sistem ekskresi i. Ginjal (ren), sepasang berwarna merah kecoklatan dan terletak pada bagian dasar dari rongga tubuh di sebelah kiri dan kanan dari vertebrata. Pada permukaan ventral dari ren terdapat kelenjar endoktrin yang dapat menghasilkan hormon adrenalin. ii. Ureter merupakan sepasang saluran yang keluar dari tepi lateral dari ginjal tempat urine dan ditampung di dalam kantong urine. Khususnya pada jantan digunakan untuk lewatnya spermatozoa yang dihasilkan testis. iii. Kantong urine (vasica urinaria) mempunyai dinding yang tipis terletak ventral dari rectum dan bermuara di kloaka. e. Sistem urogenitalia 1. Katak jantan a. Testis, sepasang bulat telur, berwarna putih kekuningan. Terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan pada musim kawin. Jaringan ini menghasilkan spermatozoid yang dilindungi oleh selaput nesopehium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vena efferensia melalui bagian lateral dan ren. b. Vena efferensia. Berupa saluran halus dari testis serta melalui nesorchium. Selanjutnya sperma dikeluarkan melalui ren dan bermuara di ductus urospemachitus. c. Ductus spermachitus, sepasang terletak pada bagian lateral dan ren bermuara di kloaka. Saluran ini menyalurkan spermatozoa dan urine ke kloaka. d. Vesicula seminalis, merupakan bagian caudal dari ductus urospermachitus serta tempat penyimpanan terakhir dari spermatozoa. 2.Katak betina a. Ovarium merupakan sepasang kantong yang terdiri dari sel-sel telur dan bila banyak akan menutupi seluruh bagian abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis nesovarium yang dengan bantuan gerakan silia serta otot abdomen telur, telur tersebut didorong ke depan menuju osteum tubae yang terletak di kiri dan kanan dan merupakan pangkal dari saluran telur. b. Saluran telur, sepasang berliku-liku dan berwarna putih telur yang masak dan masuk ke oviduk, dan sebelum bermuara di kloaka akan masuk ke ovisoe (uterus). c. Uterus merupakan tempat penyimpanan sementara sel telur sebelum keluar dari tubuh karena fertilisasi. d. Badan-badan lemak (corvus adivasum) menyerupai daun berwarna kekuningan yang terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan musim kawin. i. Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih keciil dari pada pembuahan secara internal. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betinanya dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat bersamaan katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal metamorfosis. 4.3. Tugas Diskusi A. Pertanyaan 1. Berikan alasan apa sebab katak sawah berada dalam susunan sistematika seperti di atas. Jelaskan masing-masing alasannya ! 2. Buatlah klarifikasi sistem-sistem organ tubuh katak sawah sesuai temuan organ ketika pengamatan struktur tubuhnya ! 3. Adakah perbedaannya terhadap jenis katak yang lain ? Jelaskan ! 4. Adakah persamaannya terhadap jenis katak yang lain ? Jelaskan ! B. Jawaban 1. Alasan katak sawah (Rana cancrivora) dimasukkan dalam klasifikasi diatas adalah : a) Katak sawah dimasukkan ke dalam filum Chordata, karena katak sawah memiliki chorda dorsalis. b) Katak sawah dimasukkan ke dalam subfilum Vertebrata, karena katak sawah memiliki ruas tulang belakang mulai dari kepala sampai ekor dan ruas tulang belakangnya mengalami penulangan dan bersegmen-segmen. c) Katak sawah dimasukkan ke dalam kelas Amphibia, karena katak sawah dalam siklus hidupnya berada di dua alam yaitu darat dan air. d) Katak sawah dimasukkan ke dalam ordo Anura, karena katak sawah dalam keadaan dewasa tidak memiliki ekor. e) Katak sawah dimasukkan ke dalam subordo Phaneroglossa, karena katak sawah memiliki telur yang tidak bercangkang dan kumpulan telurnya berbentuk seperti untaian benang. f) Katak sawah dimasukkan ke dalam famili Ranidae, karena katak sawah memiliki kulit yang licin dan lembab. g) Katak sawah dimasukkan ke dalam genus Rana, karena katak sawah memiliki sifat amphibi yang tidak berekor saat dewasa dan kulitnya yang lembab dan licin. 2. Klarifikasi katak sawah terdiri dari morfologi (inspectio) dan anatomi (sectio) yang terdiri : i. Morfologi katak hijau (Rana cancrivora) terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior : lengan atas (Antebrakchium), lengan bawah (Brakchium), jari (Digiti), punggung (Dorsum), perut (Abdomen), dan Ekstremitas posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes) dan selaput antar jari (Membran). ii. Sistem pencernaan katak hijau (Rana cancrivora) terdiri dari mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventriculus), usus halus (Intestinum tenue), usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan kloaka. iii. Perbedaan sistem reproduksi katak hijau (Rana cancrivora) jantan dan betina yaitu pada katak jantan memiliki testis dan kantong sperma yang tidak dimiliki oleh katak betina, sama halnya dengan ovarium dan sel telur yang hanya dimiliki oleh katak betina. 3. Perbedaannya ada, katak sawah berbeda dalam hal nama spesies, ciri-ciri nya yang tidak berekor saat dewasa, kulitnya yang licin dan lembab, serta ciri fisik lainya. Disamping itu dalam bahasa inggris nya pun berbeda antara katak dengan kodok. 4. Persamaannya ada, yaitu sama-sama hewan chordata dan vertebrata. Selain itu sama-sama amphibi yang hidup di dua alam. Reproduksinya pun secara seksual dengan pembuahan secara eksternal. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a) Morfologi katak hijau (Rana cancrivora) terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior : lengan atas (Antebrakchium), lengan bawah (Brakchium), jari (Digiti), punggung (Dorsum), perut (Abdomen), dan Ekstremitas posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes) dan selaput antar jari (Membran). b) Sistem pencernaan katak hijau (Rana cancrivora) terdiri dari mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventriculus), usus halus (Intestinum tenue), usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan kloaka. c) Perbedaan sistem reproduksi katak hijau (Rana cancrivora) jantan dan betina yaitu pada katak jantan memiliki testis dan kantong sperma yang tidak dimiliki oleh katak betina, sama halnya dengan ovarium dan sel telur yang hanya dimiliki oleh katak betina. DAFTAR PUSTAKA Arie, Usri. 1999. Pembibitan dan Perbesaran Bullfrog. Jakarta : PT Intermasa Jasin. Maskoen. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Wijaya. Radiopoertro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga. Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.

laporan praktikum pisces

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA Classis pisces Memahami struktur dasar tubuh ikan mas ( Cyprinus carpio ) Senin, 24 Oktober 2011 Nama : GENTA SURI MUDA Npm : 09321112 Prodi : Pendidikan Biologi / B Kelompok : 6 LOBORATORIUM PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2011 BAB I PENDAHULUAN a) LATAR BELAKNG Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia .Pisces adalah sebutan umum yang dipakai untuk ikan atau sebagai nama super kelas, dan nama ini diambil dari bahasa latin. Ichtyes juga berarti ikan berasal dari bahasa Yunani dan ini dipakai dalam Ichtyoplogy yang berarti ilmu yang mempelajari tentang ikan. Ikan merupakan hewan yang tubuhnya ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun dari zat kapur. Permukaan sisik berlendir untuk memudahkan gerakan ikan di dalam air. Ikan bergerak menggunakan sirip. Di sisi kanan dan kiri tubuhnya terdapat gurat sisi yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Gurat sisi juga berfungsi untuk mengetahui arah arus air dan kedalaman air tempat ikan berenang. Pada praktikum ini membahas tentang kelas osteichtyes yaitu ikan mas ( Cyprinus carpio ). Untuk lebih memahami tentang stuktur tubuh ikan mas ( Cyprinus carpio ) dengan membedah ikan mas itu dengan mengamati satu persatu seperti morfologi ( Insectio ), anatomi ( Sectio ), system pencernaan, system respirasi, Urogenital, dan yang terakhir yaitu bagian khusus. b) Tujuan Praktikum 1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Cyprinus carpio. 2. Agar dapat mengidentifikasi topografi alat – alat visceral Cyprinus carpio. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sukiya ( 2011:6 ) menyatakan bahwa dikenal 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Aghanta atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) yang masih ada adalah Cyclostoma ( lamprey dan hagfises ), ikan purba berahang kelas placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan kartigo/ tulang rawan ( ikan hiu, pari chimaera), dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua kelas terakhir ( Chondrichthyes dan Osteichthyes ) di kelompokkan dalam superkelas Pisces. Menurut Widiowati ( 2005:6 ) menyatakan bahwa sifat;sifat karakteristik Cyprinus carpio: • Kulit ( integumentum ) mengandung banyak glandulae mucosa ( kelenjar lendir ), biasanya tertutup oleh sisik ( squama). Extremitas liberae berupa pinnae ( sirip ). • Mulut berada pada ujung muka berupa celah mulut ( rima oris ). Hidung masih berupa Povea nasalis ( cekung hidung ) terdapat di dorsal mulut dan mempunyai hubungan dengan mulut. Mata relatif besar dan tidak mempunyai palpebra ( kelopak mata ). • Respirasi dilakukan dengan branchia ( insang ). • Cor ( jantung ) terdiri atas dua ruang, satu atrium dengan sinus venosus dan satu ventrikel dengan bulbus arterious. Jantung hanya berisi darah venosus yang mengandung banyak CO2, sedikit oksigen, eritrosit oval dan bernukleus. • Bersifat poikilothermal ( berdarah dingin ). Ini disebabkan karena belum adanya sentral pengatur temperature. • Umumnya bersifat oviparus ( bertelur ), fertilisasi eksternal . • Nervi canalis ada 10 pasang. Menurut Brotowidjoyo ( 1989:189 ) menyatakan bahwa kelas Osteichthyes umumnya mempunyai mulut berahang, mempunyai skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium ( cranium tulang rawan ) dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak majemuk. Sisik tipe ganoid, sikloid, atau ktenoid yang semuanya berasal mesodermal, atau tidak bersisik. Pada stadium embrio ada 6 celah insang, pada dewasa biasanya tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh operculum. Biasanya ada gelembung renang yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan faring. Notokorda ditempati oleh vertebrae yang menulang. Otak terdiri dari 5 bagian dengan 10 pasang saraf cranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonefros. Ada system portal renal. Pada ikan bentuk lebih primitive dalam ususnya terdapat katub spiral. Campbell ( 2003:256 ) menyatakan bahwa kelas Osteichthyes hamper semua ikan bertulang keras memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras. Kulitnya sering tertutupi oleh sisik pipih bertulang yang berbeda strukturnys dsri sisik berbentuk pada hiu. ikan bertulang keras bernapas dengan melewatkan air melalui empat atau lima pasang insang yang terletak di dalam ruangan-ruangan yang ertutup oleh suatu penutup pelindung yang disebut operculum. Reproduksi ikan bertulang keras bervariasi. Sebagian besar species adalah hewan ovipar, yang bereproduksi dengan fertilisasi eksternal setelah betina melepaskan sejumlah besar telur kecil. BAB III METODE PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN ALAT BAHAN • Papan bedah / bak lilin • Alat bedah • Cutter / silet yang tajam • Ikan mas ( Cyprinus carpio ) B. CARA KERJA Cara Kerja 1: Bentuk Luar Tubuh ( Inspectio) Cyprinus carpio 1. Menggambar luar tubuh preparat , sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh dan alat-alat tubuh bagian luar, 2. Member keterangan lengkap, bagian-bagian dari: a. Caput : rima oris, fovea nasalis, organon visus, apparatus opercularis, dan sebagainya. b. Trncus : squama, linea lateralis, anus, porus urogenitalis, pinnae ( pectoralis, ventralis, dorsalis ) c. Cauda : pinna analis dan pinna caudalis. c) Melengkapi pengamatan Inspectio terhadap masing-masing bagian organ secara detail: insang, sirip, sisik, tipe sirip ekor,dll. Cara kerja 2: Topografi Alat-Alat Visceral ( Sectio ) Cyprinus carpio. 1. Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebagai pembius, atau merusak bagian otaknya dengan menggunalkan jarum bertangkai. 2. Mencuci dengan air mengalir ikan yang sudah mati. 3. Melakukan pembedahan di atas papan bedah/bak paraffin. Jepit tubuhnya dengan pinset, melakukan pengguntingan awal sedikit di depan anus, menyusur rongga perut kedepan sampai di bawah pinna pectoralis. Pengguntingan selanjutntya dimulai dari depan anus menuju kearah punggung menyusur dinding perut bagian atas dekat ruas tulang belakang kedepan sampai tutup insang : kebawah hingga bertemu dengan pengguntingan pertama. 4. Mengamati situs viscerum ( alat dalam ) Cyprinus carpio: menentukan jenis kelaminnya, selanjutnya menggambar dan memberi keterangan secara lengkap istilah latin diikuti dengan istilah indonesianya. Untuk organ yang tertutup dengan organ lain di gambar dengan garis putus-putus : branchia, cor, hepar, vecsica felea, gonad, intestinum, ren/mesonephros, vesica natoria/pneunmatocyst, lien, anus, porus urogenitalis, dll. BAB IV ISI A. DATA HASIL PENGAMATAN B. PEMBAHASAN Hirarki/kedudukan ikan mas dalam susunan sistematikanya: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub kelas : Osteichthyes Ordo : Teleostei/Cypriniformes Sub ordo : Cyprinoidea Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : Cyprinus caprio L. 1. Morfologi Ikan Mas ( Cyprinus Carpio ) Tubuh ikan mas dapat dibedakan antara caput (kepala), truncus (badan), dan ekor (caudal). a) Caput (kepala), terdapat bagian-bagiannya yaitu : Rima oris (celah mulut), terdapat pada ujung rostum (moncong) • Fovea nasalis, sepasang cekung hidung di dorsal mulut sebagai tempat berakhirnya fila olfactorius. • Organum visus sebagai alat untuk melihat dilengkapi adanya membrana niktitans, yang berfungsi menghindari gesekan mata terhadap air. • Apparatus opercularis (tutup insang), sepasang terdapat di kanan-kiri bagian belakang caput, berbentuk setengah bulatan. Tutup insang hanya dimiliki oleh ikan bertulang rawan tutup insang tidak ada. Bagian-bagiannya: - Operculum : Os operculare (bagian dorsal), Os praeoperculare (bagian cranial), Os suboperculare (bagian caudal), Os intreculare (bagian ventral). - Membrana branchiostegakis, suatu selaput yang terdapat pada tepi caudal overculum dan berakhir bebas. - Radii branchiostegalis, berupa tulang-tulang kecil bengkok, merupakan rangka (penyokong) membrana branchiostegalis. b) Truncus (badan) Trunkus terdiri dari beberapa bagian yaitu : • Epidermis (kulit luar), tipis, transparan dan licin, karena banyak mengandung mucus (getah lendir), yang menutup tubuh ikan dan mempermudah dalam bergeraknya ikan (mengurangi pergeseran) di dalam air, juga mencegah masuknya organisme-organisme ke dalam tubuhnya. • Squoma (sisik), terdapat di bawah epidermis termasuk susunan genting dengan bagian belakang bebas sehingga ada bagian sisik yang tertutupi oleh sisik yang lainnya. Pada ikan terdapat empat jenis sisik yaitu : Sisik cycloid, Sisik stenoid, Sisik ganoid, Sisik placoid, Linea lateralis. • Alat gerak berupa sirip (pinna). Pinna ini terdiri dari pinna pectoralis, pinna abdomalis, pinna dorsalis, pinna analis dan pinna caudalis. c) Cauda ( ekor ) Bagian ekor yaitu bagian anus dan bagian posterior. Pada bagian ekor terdapat Pinnae caudalis, Pinnae analis dan kloaka. Bagian cauda pada ikan mas terdiri dari beberpa tipe, yaitu heterocercal, semi heterocercal, homocercal, diphicercal,dan isocercal. Berdasarkan hasil pengamatan, bentuk cauda ikan mas adalah bertipe homocercal Ujung ekor pada ikan mas membagi dua bagian yang simetris atau berbentuk kipas. 2. Anatomi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) a) System digestorium Sistem digestorium (sistem pencernaan makanan) terdiri dari saluran pencernan dan kelenjar pencernaan.  Trancus digestivus (saluran pencernaan) disusun oleh : • Cavum oris, pada rahang terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk canus.  Lingua (lidah) melekat pada dasar mulut dan dapat digerakkan.  Banyak glandula mocusa, tetapi tidak mempunyai glandula salivales (kelenjar ludah). • Pharinx (pangkal tenggorokan / tekaka), terdapat di daerah yang sesuai dengan tempat insang dan tampak apabila insang diambil. • Esophagus (kerongkongan), pendek sebagai lanjutan pahrinx, bentuknya seperti kerucut, terdapat di daerah insang (belakang). • Ventrikulus (lambung). • Intestinum (usus).  Glandul digestoria (saluran pencernaan) disusun oleh : • Hepar (hati), letaknya dibagian rongga badan dan meluas mengelilingi usus. • Vessica fellea, (kantong empedu) terletak di sebelah ventral dexter hepatis. Bermuara pada ventriculus. Fungsinya untuk menampung bilus dan mencurahkan ke dalam usus bila perlu. • Pankreas, pada jaringan pancreas bersifat mikroskopik. b) System urogenital. Terdiri atas organa urgonetalis dan organa genitalia.  Organa genitalis (alat-alat kelamin), terletak di dalam abdomen bagian lateral, diantara usus dan pnematoscyt. Gonade (kelenjar kelamin), sepasang terdapat dalam abdomen bagian lateral diantara usus dan pneumatiscyt. Saluran dari gonade sangat pendek, bersatu dengan lanjutan dari vesica urinaria, membentuk sinus urogenitalis, pembuahan pada umumnya terjadi secara externa (pembuahan luar).  Organa uropetica (organa exkretoria), terdiri dari : • Mesonephros, terdapat diantara gelembung berenang dan tulang punggung, bentuknya mempunyai banyak variasi, agak memanjang dengan mempunyai bagian yang membesar dan menjepit diantara kedua penumatoscyt. • Ductus nesonephridicus (ureter), saluran keluar dari mesonphros sepasang berjalan kebelakang di sebelah ventral tulang punggung, kemudian kedua ureter kiri dan kanan bersatu agak melebar ke sungai sebagai vesica urinaria (gelembung kencing). c) Sistem respirasi. Alat pernapasan pada ikan berupa inasng (branchia). Ikan mengambil oksigen terlarut dalam air dengan cara menyaring air yang masuk melalui mulut dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air menggunakan insang dan juga menggunakan tulang atau struktur aksesoris pernapasan. Bagian-bagian insang adalah:  Archus brancialis (lengkung insang) tampak putih terdiri dari jaringan tulang rawan. Terdapat rigi-rigi sepasang berguna untuk saringan air pernapasan.  Hemibranchia (lembaran insang), berwarna merah terdiri dari bangun seperti sisir, jaringan lunak dan melekat pada archus branchialis.  Holobranchiae, pada tiap-tiap arcus branchialis melekat 2 buah hemibranchia. d) Sistem saraf Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Pada ikan dewasa, otaknya terdiri dari lima bagian yaitu telencephalon,diencephalon,mesencephalon, metencephalon, dan myelencephalon e) Sistem Peredaran Darah Organ vaskular yang utama pada ikan mas adalah cor atau jantung. Jantung memiliki dua ruang yaitu satuat ri um dan satu ventrikel yang terletak di dekat insang. Ikan memiliki 2 macam pembuluh darah yaitu arteri dan vena . Peredaran darah pada ikan mas dimulai dari jantung, menuju insang untuk melalukan pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan menuju ke dorsal aorta dan ke segenap organ-organ tubuh (kepala, otot badan, ginjal, dan semua organ pencernaan melalui kapiler) f) Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler pada ikan terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Fungsi jantung yaitu untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh, terletak di dekat insang dan dibungkus oleh selaput yang disebut perikardium. Adapun bagian jantung pada ikan yaitu sinus venosus, atrium, ventrikel, dan bulbus arterious. Ada dua macam pembuluh darah yaitu pembuluh nadi dan pembuluh vena. Fungsi dari pembuluh darah secara umum ialah untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Tubuh ikan mas terdiri dari tiga bagian yaitu caput, truncus dan cauda. Anatomi eksternal dari ikan mas terdiri. Pada bagian trunkus terdapat gurat sisi yang menunjukkan habitat ikan mas pada kedalaman tertentu. Selain itu, terdapat pula sisik ikan mas yang bertipe ctenoid. Anatomi internal dari ikan mas terdiri atas organ-organ penting yaituc or (jantung),ren (ginjal),hepar (hati), insang, ventrikulus, gonad, swim bladder, intestinum dan limpa. DAFTAR PUSTAKA Campbel.1984.Biologi. Jakarta : Erlangga Sukiya.1998. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : UNY Widowati,hening. 2005.Zoologi Vertebrata. Metro : UM Metro

laporan reptilia

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA Classis Reptilia Memahami struktur dasar tubuh kadal ( Mabouya multifasciata ) Senin, 14 November 2011 Nama : GENTA SURI MUDA Npm : 09321112 Prodi : Pendidikan Biologi Kelas : B Kelompok : 6 LOBORATORIUM PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan jumlah sel di dalam tubuh makhluk hidup terbagi dalam dua kelompok, yaitu makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler) dan makhluk hidup bersel banyak (multiseluler). Untuk memahami hewan bersel banyak, perlu dipelajari terutama hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Hewan vertebrata adalah hewan bertulang belakang, sedangkan hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan vertebrata terbagi atas beberapa kelas diantaranya adalah aves, reptil, pices, amphibi dan mamalia. Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh kadal (Mabouya multifasciata). Anatomi kadal dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata. Reptilia merupakan hewan berdarah dingin yang dibagi menjadi empat ordo yang masih hidup. Reptilia boleh di dapati diseluruh dunia dari kawasan padang pasir yang kering, di pusat bandar, hingga beratus meter di dalam laut. Bagaimanapun reptilia tidak terdapat di kawasan kutub dan puncak gunung. 1.2. Acara Acara dalam praktikum kali ini ada dua, yaitu : 1. Studi tentang bentuk luar tubuh kadal Mabouya multifasciata (Inspectio) 2. Studi tentang topografi alat-alat Visceral kadal Mabouya multifasciata (Sectio) 1.3. Tujuan Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan, yaitu : 1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Mabouya multifasciata. 2. Agar dapat mengidentifikasi topografi alat – alat visceral Mabouya multifasciata. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggota reptilia yang masih hidup diperkirakan mendekati 6.000 spesies. Reptilia adalah kelompok besar keturunan vertebrata yang mendominasi pada era Mesozoik. Keberhasilan reptil ini didukung oleh cara melindungi embrionya, tergantung pada air atau paling tidak berupa lingkungan basah. Gunanya untuk mencegah telur supaya tidak kekeringan. ( Sukiya, 2001 : 47 ) Reptilia tergolong dalam benda hidup, kumpulan hewan yang mempunyai tulang belakang. Ciri-ciri hewan reptilia adalah seperti berikut : • Kulit bersisik kering. • Bernafas melalui paru-paru. • Biasanya bertelur dan telur bercangkang keras. • Sesetengah reptilia mempunyai empat kaki dan sesetengah tiada kaki. • Berdarah sejuk (suhu badan berubah mengikut suhu persekitaran). ( Jasin, 1992 : 68 ) Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan peru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. ( Radiopoertro, 1996 : 82 ) Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinar matahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia. ( Campbell, 2003 ). BAB III METODE PRAKTIKUM 2.1. Alat Dan Bahan a. Alat b. Bahan 1. Botol pembius 1. Kadal (Mabouya multifasciata) 2. Baki bedah 2. Kapas 3. Alat bedah 3. Kloroform/Eter (pembius) 2.2. Cara Kerja a. Kegiatan Inspectio 1) Mengamati seecara seksama preparat yang dipakai. Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh, dan alat-alat tubuh yang tampak dari luar. 2) Memberi keterangan lengkap bagian-bagian dari :  Caput : rima oris, nares, organon visus, membrane nictitans, bulbus oculi, lubang telinga, dan sebagainya.  Cervix.  Truncus : dorsum, ventrum/abdomen, extremitas anterior/craniales ( brachium, antebrachium, manus, 5 digiti – pollux, secundus, medius, annulus, minimus ), muara cloaca/anus, falcula, squama, lamina prae cloacalis, extrimitas posterior/caudales ( femur, crus, pes/pedes, 5 digiti – hallux, secundus, medius, annulus, minimus ).  Cauda : amati bentuk dan ukurannya. 3) Melengkapi pengamatan inspection terhadap masing-masing bagian organ secara detail bagian-bagian dari mata, telinga, hidung, kulit, warna, sisik, dll. b. Kegiatan Sectio 1) Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebagai pembius. 2) Mencuci kadal yang telah mati dengan air yang mengalir. 3) Melakukan pembendahan di atas papan bedah/bak parafin. Melakukan pengguntingan yang dimulai dari depan lubang cloaca ke sisi kiri kanan tubuh ke arah depan melewati extremitas cranialis sampai medial mandibula. 4) Mengamati situs viscerum (alat dalam) Mabouya multifasciata, menentukan jenis kelaminnya. Selanjutnya menggambar dan memberi keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesianya. Untuk organ yang tertutup oleh organ lain digambar dengan garis putus-putus : cor berbentuk conus terdapat di daerah strenum diantara kedua extrimitas cranialis, pulmo sepasang berbentuk fusi/memanjang berwarna merah muda, batang trachea tampak ke arah ventral cor, hepar berwarna merah tua terdapat di caudal pulmo, vebtriculus berbentuk bumbung di rongga perut bagian sinister, intestinum tidak begitu panjang dan berakhir pada rectum yang bermuara pada cloaca, dll. Mengamati pula cavum orisnya ( dentes, lingua, dll ). BAB IV HASIL PENELITIAN 3.1. Data Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan berupa gambar yang tertempel di akhir halaman. 3.2. Pembahasan Klasifikasi dari kadal (Mabouya multifasciata) yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super class : Reptilia Ordo : Squamata Sub Ordo : Cyprinoidea Sub Ordo : Lacertilia Familia : Scinidae Genus : Mabouya Spesies : Mabouya multifasciata Hasil yang diperoleh dari pengamatan morfologi kadal (Mabouya multifasciata), bahwa struktur morfologi kadal terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior : lengan atas (antebrakchium), lengan bawah (brakchium), jari (Digiti), punggung (Dorsum), Perut (Abdomen), sedangkan Ekstremitas posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes). Morfologi kadal (Mabouya multifasciata) tediri dari Mata (Cavum oris), Kepala (Caput), Lubang Hidung (Nares eksternal), Gendang Telinga (Membran tympani), Tungkai Depan (Ekstremitas anterior), Perut (Abdomen), Tungkai Belakang (Ekstremitas posterior), falcula, squama dan kloaka. Pada pengamatan sistem pencernaan diperoleh hasil bahwa sistem pencernaan kadal (Mabouya multifasciata) terdiri dari mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventriculus), pancreas, usus halus (Intestinum tenue), yang juga terdiri dari tiga saluran yaitu usus dua belas jari (Duodenum), usus kosong (Jejunum) dan penyerapan (Ileum). Kemudian dilanjutkan pada usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan terakhir bermuara di kloaka. Saluran pencernaan pada kadal (Mabouya multifasciata) dimulai dari rongga mulut, dan pelepasan terakhir di kloaka. Setelah makanan masuk melalui mulut yang terdapat gigi pada rahang atas langit-langit yang berbentuk kerucut, dan lidah yang bercabang dua dimana fungsinya sebagai alat penangkap mangsa, lalu dengan bantuan gigi dan kelenjar air ludah kemudian makanan masuk ke kerongkongan (Esofagus) yang merupakan saluran pendek yang dilalui makanan untuk menuju ke lambung (Ventriculus), dimana lambung (Ventriculus) tersebut hanya berupa kantung yang tergantung dan dapat menjadi besar apabila terisi makanan dan bentuknya lebih sempurna dari kelas amphibi. Setelah itu, sari-sari makanan yang telah halus diserap oleh dinding usus halus (Intestinum tenue) yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Sedangkan usus ini berakhir di kloaka yang berfungsi sebagai alat ekskresi. Pada pengamatan sistem reproduksi kadal (Mabouya multifasciata) jantan memiliki sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis dikeluarkan melalui saluran sperma dan bersama urine keluar melalui kloaka. Kloaka merupakan suatu muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran kelamin (Reproduksi), dan pengeluaran (Ekskresi). Kadal (Mabouya multifasciata) jantan memiliki sistem reproduksi sebagai berikut: badan lemak, testis, vas deferens, ureter, kantong sperma, kantong kemih, ginjal, dan kloaka. Sedangkan sistem reproduksi pada kadal (Mabouya multifasciata) betina yaitu berupa sel telur, ovarium, uterus, ginjal, oviduk, kantong kemih dan kloaka. Ovum kadal betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Sistem Integumen pada kadal (Mabouya multifasciata) umumnya tidak mengandung kelenjar keringat. Integument adalah jaringan penutup permukaan, seperti kulit dan mukosa. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Sistem respirasi pada kadal (Mabouya multifasciata) mumnya mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia ialah relatif sederhana. Pada beberapa bentuk, bagian internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi 2 bagian, ialah bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. 3.3. Tugas Diskusi A. Pertanyaan 1. Berikan alasan apa sebab kadal berada dalam susunan sistematika seperti di atas. Jelaskan masing-masing alasannya ! 2. Buatlah klarifikasi sistem-sistem organ tubuh kadal sesuai temuan organ ketika pengamatan struktur tubuhnya ! 3. Adakah perbedaannya terhadap jenis Reptilia yang lain ? Jelaskan ! 4. Adakah persamaannya terhadap jenis Reptilia yang lain ? Jelaskan ! B. Jawaban 1. Alasan kadal (Mabouya multifasciata) dimasukkan dalam klasifikasi diatas adalah : a) Kadal dimasukkan ke dalam filum Chordata, karena kadal memiliki chorda dorsalis. b) Kadal dimasukkan ke dalam subfilum Vertebrata, karena kadal memiliki ruas tulang belakang mulai dari kepala sampai ekor dan ruas tulang belakangnya mengalami penulangan dan bersegmen-segmen. c) Kadal dimasukkan ke dalam kelas Reptilia, karena kadal merupakan hewan melata dan berdarah dingin. d) Kadal dimasukkan ke dalam ordo Squamata, karena kadal tubuhnya bersisik dan kering. e) Kadal dimasukkan ke dalam subordo Lacertilia, karena kadal memiliki ekor yang dapat membantu keseimbangan saat berlari. f) Kadal dimasukkan ke dalam famili Scinidae, karena kadal dapat berganti kulit. g) Kadal dimasukkan ke dalam genus Mabouya, karena katak sawah memiliki sifat reptilia, bergerak dengan melata, dan tubuhnya bersisik, serta mempunyai ekor. 2. Klarifikasi kadal terdiri dari morfologi (inspectio) dan anatomi (sectio) yang terdiri : i. Morfologi kadal (Mabouya multifasciata) terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior : lengan atas (Antebrakchium), lengan bawah (Brakchium), jari (Digiti), punggung (Dorsum), perut (Abdomen), dan Ekstremitas posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes), dan ekor. ii. Sistem pencernaan kadal (Mabouya multifasciata) terdiri dari mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventriculus), usus halus (Intestinum tenue), pankreas, usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan kloaka. iii. Perbedaan sistem reproduksi kadal (Mabouya multifasciata) jantan dan betina yaitu pada katak jantan memiliki testis dan kantong sperma yang tidak dimiliki oleh katak betina, sama halnya dengan ovarium dan sel telur yang hanya dimiliki oleh katak betina. 3. Perbedaannya ada, kadal berbeda dalam hal nama spesies, ciri-ciri nya kulit dapat berganti tidak seperti kelas crocodile, kulitnya yang kering dan bersisik, serta ciri fisik lainya. 4. Persamaannya ada, yaitu sama-sama hewan chordata dan vertebrata. Selain itu sama-sama kelas reptilia yang hidup dengan cara melata. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a) Morfologi kadal (Mabouya multifasciata) terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior : lengan atas (Antebrakchium), lengan bawah (Brakchium), jari (Digiti), punggung (Dorsum), perut (Abdomen), dan Ekstremitas posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes), falcula, dan squama. b) Sistem pencernaan kadal (Mabouya multifasciata) terdiri dari mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventriculus), usus halus (Intestinum tenue), pankreas, usus besar (Intestinum crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan kloaka. c) Perbedaan sistem reproduksi kadal (Mabouya multifasciata) jantan dan betina yaitu pada kadal jantan memiliki testis dan kantong sperma yang tidak dimiliki oleh kadal betina, sama halnya dengan ovarium dan sel telur yang hanya dimiliki oleh kadal betina. DAFTAR PUSTAKA Campbel. 1984. Biologi. Jakarta : Erlangga Jasin. Maskoen. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Wijaya. Radiopoertro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga. Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : Biologi FMIPA UNY.

laporan praktikum zoologi vertebrata

LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI VERTEBRATA
Classis Mammalia
Memahami struktur dasar tubuh marmut ( Cavia cobaya )

Senin, 28 November 2011




Nama : Genta Suri Muda
Npm : 09321112
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : B
Kelompok : 6

LOBORATORIUM PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Marmut (Cavia cobaya) merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuhnya tetap tidak terpengaruh olehlingkungannya. Mamalia itu sendiri dari bahasa latin yaitu mammae yang berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya akan meningkat pada hewan betinadewasa. Susu dikeluarkan melalui kelenjar yang ada di glandula mamae. Kulityang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam)dan epidermis (sebelah luar). Marmut mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut danmatanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding yang sengat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis ayau vulva, peristiwa inidisebut hedonik. Praktikum ini menggunakan marmut sebagai salah satu spesies yang mewakili mamalia karena selain mudah didapat, susunan tubuh marmut mudah dipelajari,demikian juga fisiologinya dapat ditunjukan. Cara hidupnya sederhana dan mudah diamati.

1.2. Acara
Acara dalam praktikum kali ini ada dua, yaitu :
1. Studi tentang bentuk luar tubuh merpati Cavia cobaya (Inspectio)
2. Studi tentang topografi alat-alat Visceral merpati Cavia cobaya (Sectio)

1.3. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan, yaitu :
1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Cavia cobaya.
2. Agar dapat mengidentifikasi topografi alat – alat visceral Cavia cobaya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Marmut digolongkan sebagai hewan pengerat yang memakan tumbuh-tumbuhan dan memiliki gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk memotong dan mengerat. Membrana nictitans terdapat pada sudut mata. Lubang telinga luar dilengkapi dengan daun telinga. Struktur kelenjar susu terletak di lipatan paha, alat-alat kelamin luar dan tungkai terdapat pada badannya. Tungkai depan berjari tiga dan tungkai belakang berjari empat. (Pratigno, 1982).

Cavia cobaya termasuk ordo Rodentia yang merupakan anggota mamalia yang bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam satu spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis. (Jasin, 1989).

Marmut termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat. Marmut merupakan hewan berdarah panas. (Brotowidjoyo, 1993).

Mamalia mempunyai tubuh berbentuk bilateral simetris dengan tulang rangkayang mempunyai kendio okspital, pada rahangya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya berbeda untuk setiap individu. Kaki teradaptasi untuk berjalan,memanjat, menggali tanah, serta berenang sehingga kakinya mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna, aortanya hanya terdapat di sebelah kiri. Ukuran paru-paru relatif besar, kompak dan kenyal yang terdapat pada rongga dada. (Djuhanda, 1982).





BAB III
METODE PRAKTIKUM


2.1. Alat Dan Bahan
a. Alat b. Bahan
1. Botol pembius 1. Marmut (Cavia cobaya)
2. Baki bedah 2. Kapas
3. Alat bedah 3. Kloroform/Eter (pembius)
4. Pisau

2.2. Cara Kerja
a. Kegiatan Inspectio
1) Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh, dan alat-alat tubuh yang tampak dari luar.
2) Memberi keterangan lengkap bagian-bagian dari :
 Caput : rima oris, vibrissae, nares, organon visus, dan bagian-bagiannya, auriculae, dan porus austicus externus, rambut-rambut, dan sebagainya.
 Cervix.
 Truncus : torax, dorsum, abdomen, glutea, perineum, extremitas liberi.
 Cauda : apabila ada.
3) Melengkapi pengamatan inspectio terhadap masing-masing bagian organ secara detil.
b. Kegiatan Sectio
1) Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebagai pembius, atau menyembelihnya dengan meggunakan pisau tajam dengan mengusahakan jangan sampai banyak alat tubuh yang rusak.
2) Sebelum membedah, rambut di daerah ventral perut, dada dan leher diusap dengan air.
3) Melakukan pembendahan di atas papan bedah/bak parafin. Pengguntingan awal dilakukan di depan penis (bila jantan) / clitoris (bila betina) ke arah cranial sampai depat mandibula. Kulit disisit dengan pisau agar terlepas dari jaringan otot di bawahnya. Memperhatikan adanya glandula mammae dan linea alba. Pembedahan selanjutnya dilakukan terhadap jaringan otot secara bertahap. Tahap pertama melakukan pembedahan cavum abdominale dengan cara menggunting otot di tengan lipat paha sampai diafragma. Selanjutnya melakukan pengguntingan ke lateral menyusul diafragma, demikian pula selanjutnya di bagian lipat paha. Tahap ke dua membedah cavum thoraces, dengan cara mula-mula melepaskan otot-otot yang melekat costae. Selanjutnya mulai dari medial melakukan pengguntingan ke lateral tubuh. Dari sini melakukan pengguntingan costae ke cranial. Melakukan dengan hati-hati jangan sampai mengenai pembuluh darah bagian ketiak, serta alat dalam yang lain.
4) Mengamati situs viscerum (alat dalam) Cavia cobaya dari facies ventralis; menentukan jenis kelaminnya. Selanjutnya menggambar dan memberi keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesianya. : cor, pulmo, hepar, vesica felea, gonade jantan/betina dan bagian-bagiannya, intestinum, ren, lien, anus, dll.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

3.1. Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan berupa gambar di akhir halaman.
















3.2. Pembahasan
Klasifikasi dari Marmut (Cavia cobaya) yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Placentalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Simplicidentata
Famili : Caviidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia cobaya

Hasil yang diperoleh dari pengamatan morfologi marmut (Cavia cobaya), bahwa struktur morfologi tubuh marmut terdiri :
a. Kepala (caput)
Pada bagian caput terdapat rima oris (celah mulut) yang dibatasi oleh labium (bibir) dan terdiri dari labium superior (bibir atas) dan labium inferior (bibir bawah). Di atas mulut terdapat nares anteriores (lubang hidung luar) yang merupakan dua celah condong. Organon visus (mata) dilindungi oleh kelopak mata atas (pelpebrae superior atau frontalis) dan kelopak mata bawah (palpebrae inferior). Di sekitar moncong dan mata terdapat vibrissae berupa rambut-rambut kasar dan panjang. Umumnya memiliki rambut halus, membrane nictitans pindah di sudut dekat hidung dari biji mata atau sering sudah disebut pilica seminularis. Di belakang organon visus terdapat pinna auricularis (daun telinga) sebagai corong dari porus acusticus externa (lubang telinga luar) yang selanjutnya ke alat pendengar.

b. Leher (cervix)

c. Badan (truncus)
Bagian truncus terdiri atas dada, dan bagian perut. Pada bagian perut di daerah lipatan paha terdapat sepasang puting susu. Bagian-bagian yang lain yaitu:
• Anus, merupakan lubang pelepasan dari saluran pencernaan makanan.

• Lekuk perineum, terletak di depan anus. Tempat bermuaranya kelenjar perineum yang gatahnya berbau khas dalam merangsang birahi (hedonic).
• Pada hewan betina terdapat vulva, yaitu daerah alat kelamin betina externa yang dibatasi oleh labium mayor dan labium minor; terdapat clitoris, yang merupakan penis yang rudimenter dan pada kepalanya terdapat lubang urine yang disebut orificium clitoridae; lubang vagina, tempat masuknya penis pada waktu kopulasi yang tentang lewatnya bayi pada saat melahirkan.
• Pada hewan jantan, di daerah perineum terdapat: penis, sebagai alat kopulasi. Ujung penis disebut kepala penis yang ditutupi oleh kulit lepas yang disebut preputium. Pada ujung kepala penis terdapat lubang untuk urine dan sperma yang disebut orificium urethrae. Scrotum atau kantung testis baru tampak jelas bila dilakukan pemijitan pada bagian lateral penis ke arah posterior.

d. Anggota gerak (Extremitas)
Cavia memiliki anggota gerak depan (extremitas anterior atau cranialis) yang berjari empat dan anggota gerak belakang (extremitas posterior atau caudalis) yang berjari 3.
 Extremitas cranialis terdiri dari:

- Brachium (lengan atas) berupa humerus.
- Antibracium (lengan bawah) berupa radius dan ulna.
- Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa carpalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruas jari-jari).
- Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh ada sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas: os ichium (sebelah posterior) dan os pubic (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang itu membentuk manglokan yang terkenal sebagai anterior dorsalis bersatu secara senyawa, disebelah ventral dibagian vertebrae.
 Extremitas caudalis terdiri dari:
- Femur sebagai tungkai atas.
- Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula.
- Pes (kaki) terdiri atas ossa tersalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia (telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang berfucula (cakar) dan berunggula (telacak).

Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo); hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus, dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia, antara lain:

a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan marmut (Cavia cobaya) terdiri dari Traches Digestivus yaitu esophagus, ventriculus, duodenum, intestinum tenue, coecum, taenia, haustra, incisura, intestinum crassum, rectum, dan anus. Dan Glandula Digestoria yang terdiri dari hepar, vesic fellea, pancreas, ductus choleclochus, ductus hepaticus, dan ductus cysticus.

b. Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung berbilik empat pada Marmut mempunyai dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner) yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebagai hewan endotermik, memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebrata lain dengan ukuran tubuh yang sama.

c. Sistem Respirasi
Sistem ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula sublingualis, glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).

d. Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Marmut memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.

e. Sistem Genitalia
Sistem ini terdiri dari Glandula Mammae, Fermur, Kepala susu, Batang penis, Clitosis, Lekuk perineum, Lubang vagina, Anus, dan Skrotum. Organ genitalia pada marmut betina terditi dari vulva yaitu suatu celah yang dibatasi oleh dua buah bibir , yaitu labium major dan labium minor. Di suatu cranial pada kedua labium tersebut terdapat suatu tonjolan yang disebut clitosis. Sedangkan organ genital pada marmot jantan yaitu penis yang merupakan alat copulation dan scrotum yang berbentuk menyerupai kantung yang di dalamnya terdapat testis.

3.3. Tugas Diskusi
A. Pertanyaan
1. Berikan alasan apa sebab marmut berada dalam susunan sistematika seperti di atas. Jelaskan masing-masing alasannya !
2. Buatlah klarifikasi sistem-sistem organ tubuh marmut, sesuai temuan organ ketika pengamatan struktur tubuhnya !
3. Adakah perbedaannya terhadap jenis mammalia yang lain ? Jelaskan !
4. Adakah persamaannya terhadap jenis mammalia yang lain ? Jelaskan !
B. Jawaban
1. Alasan marmut (Cavia cobaya) dimasukkan dalam klasifikasi diatas adalah :
a) Marmut dimasukkan ke dalam filum Chordata, karena marmut memiliki chorda dorsalis.
b) Marmut dimasukkan ke dalam subfilum Vertebrata, karena marmut memiliki ruas tulang belakang mulai dari kepala sampai bagian belakang dan ruas tulang belakangnya mengalami penulangan dan bersegmen-segmen.
c) Marmut dimasukkan ke dalam kelas Mammalia, karena marmut merupakan hewan yang mempunyai kelenjar susu.
d) Marmut dimasukkan ke dalam ordo Rodentia, karena marmut termasuk dalam hewan pengerat.
e) Marmut dimasukkan ke dalam famili Caviidae, karena marmut termasuk keluarga marmut.
f) Marmut dimasukkan ke dalam genus Cavia, karena marmut memiliki sifat mammalian pengerat, dan tubuhnya berambut.
2. Klarifikasi marmut terdiri dari morfologi (inspectio) dan anatomi (sectio) yang terdiri :
System morfologi tubuh marmut terdiri dari caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan),ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan empat buah digiti, ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan lima digit, dan cauda yang tumbuh rudiment.
Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo); hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus, dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia, antara lain:
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan marmut (Cavia cobaya) terdiri dari Traches Digestivus yaitu esophagus, ventriculus, duodenum, intestinum tenue, coecum, taenia, haustra, incisura, intestinum crassum, rectum, dan anus. Dan Glandula Digestoria yang terdiri dari hepar, vesic fellea, pancreas, ductus choleclochus, ductus hepaticus, dan ductus cysticus.
b. Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung berbilik empat pada Marmut mempunyai dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner) yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebagai hewan endotermik, memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebrata lain dengan ukuran tubuh yang sama.
c. Sistem Respirasi
Sistem ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula sublingualis, glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
d. Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Marmut memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.
e. Sistem Genitalia
Sistem ini terdiri dari Glandula Mammae, Fermur, Kepala susu, Batang penis, Clitosis, Lekuk perineum, Lubang vagina, Anus, dan Skrotum. Organ genitalia pada marmut betina terditi dari vulva yaitu suatu celah yang dibatasi oleh dua buah bibir , yaitu labium major dan labium minor. Di suatu cranial pada kedua labium tersebut terdapat suatu tonjolan yang disebut clitosis. Sedangkan organ genital pada marmot jantan yaitu penis yang merupakan alat copulation dan scrotum yang berbentuk menyerupai kantung yang di dalamnya terdapat testis.


BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Tubuhnya diliputi oleh kulit yang berambut. Marmut mempunyai telinga yang pendek dan tidak memiliki ekor. Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo); hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus, dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia, dll.

















DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda., Tatang. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan 1. Amrico, Bandung.
Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Jaya, Surabaya.
Pratigno, S. 1982. Makhluk Hidup II. Intan Pariwara, Jakarta.